Mimpi
Semuanya terasa berbeda hari ini
Wajahku tampak biru dan bibirku sepucat salju
Kakiku kaku dengan kuku membeku
Di luar matahari yang semula ungu berubah lembayung
Suasana menjadi sunyi dengan detikan jarum jam
Yang seakan ingin menerkam, terkam
Lolongan anjing merintihkan ketakutan
Takut akan sosok hitam yang mengintip
Dari balik bayang dedaunan
Semua terdiam tenggelam terhanyut
Hujan yang tak kunjung reda, hujan
Yang menghanyutkanku entah kemana
Semua tercenung merenung nasib, nasib
Yang buram kelam bagai kertas di pembakaran
Terbakar api, api yang tak pernah padam
Kayu memercik Api
Api mencabik Kertas
Kertas melapuk Abu
Dari abu lahir seekor itik buruk rupa
Yang mengira dirinya seekor angsa
Kuharap ini hanyalah mimpi belaka
Terabaikan
Terbuang
Entah berpuluh, beratus, bahkan
beribu
Surat yang sama dan nama yang sama
Lagi-lagi hanya sebuah tragedi
Terabaikan
Terbuang
Terakhir kali terkirim surat
Surat yang berbeda dengan sebelumnya
Tanpa nama dan sampul yang sama
Setetes air mata jatuh
Penuh sesal dan kesedihan
Mulai kini tak akan ada lagi
Yang diabaikan, dibuang
Selama ini semua itu hanya
Saksi bisu..
Cintamu padaku
Surat
Kasih
Senja hari di kota tua
Telah terkirim sepucuk surat
Dengan sampul lusuh dan terlipat
Nama itu, nama yang dikenalnya
Yang tertera jelas pada muka
Terbuang
Surat yang sama dan nama yang sama
Lagi-lagi hanya sebuah tragedi
Terbuang
Surat yang berbeda dengan sebelumnya
Tanpa nama dan sampul yang sama
Penuh sesal dan kesedihan
Yang diabaikan, dibuang
Saksi bisu..
Cintamu padaku
2 komentar:
bagus puisinya,
visit punya gue ya :)
dtkisland.blogspot.com
mengapa puisi yang ditampilkan cenderung muram? apakah itu memang sisi kelam yang ingin kamu tampilkan. habisnya isinya sedih atau serem melulu...
Posting Komentar